Beberapa waktu yang
lalu saya mencoba menghitung kebutuhan listrik pertandingan sepakbola di
ISL maupun IPL. Jika ada dua liga profesional di Indonesia maka jumlah
pertandingan untuk ISL sekitar 258 pertandingan sedangkan untuk IPL jika
ada 14 tim yang berlaga ada sekita 170 an laga. Asumsinya 1/3 laga
dilaksanakan petang atau malam hari. Sehingga dibutuhkan pencahayaan
penuh.
Maka 1/3 dari 428
pertandingan ada sekitar 142 pertandingan. Jika tiap pertandingan itu
minimal menggunakan pencahayaan sebanyak 300.000 watt maka total energi
listrik yang dibutuhkan adalah 42.600.000 watt atau 42,6
Megawatt dalam setahun. Angka 300ribu watt itu diambil sangat minimum.
Gelora Bung Karno (GBK) itu memiliki penerangan untuk lapangan sebesar
400.000 watt, begitu juga dengan stadion milik SFC tak berbeda jauh.
Namun, okelah untuk mengambil rerata kita hitung 300 ribu watt.
Kalkulasi di atas
masih sangat kasar, jika mau di detailkan lagi angkanya bisa jadi dua
kali lipat. Mengapa saya tertarik menghitung kebutuhan energi tersebut ?
Saya cuma sedang melihat bagaimana stadion-stadion di luar negeri mulai
mengusung konsep eco stadium. Aspek lingkungan menjadi salah
satu pertimbangan dalam pengelolaan sebuah stadium. Apalagi hari ini
dunia dihadapkan pada permasalahan perubahan iklim serta semakin
terbatasnya sumber daya energi yang tak terbaharui.
Sebagaimana kita
ketahui pula bahwa 100 persen stadion sepakbola di tanah air masih
menggunakan energi tak terbaharui untuk kebutuhan listrik mereka.
Bagaimana dengan stadion di dunia ?
6 Eco Stadium di Dunia
Di dunia baik
Eropa, Amerika Utara, Amareika Selatan dan bahkan Asia telah mulai
bersungguh-sungguh merespon isu krisis energi dan perubahan iklim dalam
aktivitas stadion mereka. Berikut ini tujuh dari sekian banyak stadion
yang menerapkan solar energy based.
1. Kaohsiung Main Stadium, Taiwan
Stadion yang
berkapasitas 40 ribu tempat duduk ini mulai digunakan dalam world games
2009 lalu. Stadion ini memiliki hampir 8500 panel energi matahari. Panel
paling bisa menghasilkan 1,14 juta Kw pertahun.
Sementar ini stadion
Kaoshiung bisa disebut sebagai stadion paling ramah lingkungan di Asia
bahkan di dunia. Tidak hanya dalam hal energi yang ramah lingkungan.
Material stadion juga diupayakan yang ramah lingkungan. Mungkin dalam
waktu tak lama lagi Stadion ramah lingkungan (eco stadium) akan hadir di Qatar dan Jepang. Namun, sejauh ini Kaohsiung masih yang utama di Asia.
2. Estadi del Espanyol
Markas klub La Liga RCD Espanyol yang
berkapasitas 40.500 penonton ini dalam operasionalnya mengandalkan panel
energi matahari yang dipasang di seputara stadion. Implementasi eco stadium ini dilakukan sejak pembangunan kembali stadion pada 2002 lalu.
0,5 MW energi listrik bisa dihasilkan dari panel solar yang dipasang di atas atap stadion.
3. Easy Credit Stadium-Nurenberg
Stadion markas FC Nurnberg ini merupakan salah satu
stadion yang digunakan dalam piala dunia
2006 lalu. Stadion berkapasitas 48 ribu penonton ini juga menggunakan
solar panel sebagai penghasil listrik utama untuk stadion.
Panel solar yang
dipasang mencapai 1000 meter persegi dan bisa menghasilkan 140 MW dalam
keadaan matahari bersinar baik. Disamping itu ssolar panel yang
digunakan memiliki kemampuan menyimpan energi yang sangat baik menurut
FIFA.
4. Stade de Suisse, Bern, Swiss
Mungkin tak banyak di antara kita yang
mengenal klub BSC Young Boys yang bermain di divisi utama Swiss. Namun,
stadion mereka adalah salah satu stadion paling ramah lingkungan di
Eropa, terbukto pada tahun 2005 mereka mendapat penghargaan European Solar Prize.
10 ribu panel solar dipasang di stadion ini, 1,3 juta KW bisa dihasilkan oleh solar panel di stadion ini.
5. Estádio de Pituaçu, Brazil
Stadion ini akan menjadi salah satu arena pertandingan di piala dunia 2014 nanti. Brazil sebagai salah satu negara
dengan curah sinar matahari yang tinggi nampaknya memanfaatkan betul kelebihan tersebut.
Stadion
berkapasitas 32 ribu penonton ini menggunakan dua teknologi dalam
penyediaan energi berbasis matahari. 203kW uni-Solar’s flexible
thin-film untuk atap stadion dan pencahayaan lapangan sedangkan untuk
kebutuhan energi lainnya digunakan 65kW Yingli’s monocrystalline
modules.
6. Das badenova-Stadion, Freiburg
listriknya disuplai dari solar panel.
Solar panel yang berada di atap stadion bisa menghasilkan 250.000 KW pertahun.
Saat ini, di Itali, Inggris, Spanyol, Qatar dan Jepang tengah merencanakan pembangunan stadion baru dengan konsep eco stadium tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar